KRITERIA DIAGNOSSA DM & PENGENDALIANNYA
KRITERIA DIAGNOSA DM & PENGENDALIANNYA
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan kurangnya produksi insulin oleh sel-sel beta pankreas, atau dapat disebabkan keduanya.
Kode ICD 10 untuk DM : E 10 Insulin- dependent diabetes mellitus (IDDM) atau DM tipe 1
E 11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM) atau DM tipe 2
Tingkat Kemampuan :
- DM tipe 1 = 4A
- DM tipe 2 = 4A
DM tipe lain (intoleransi glukosa akibat penyakit lain atau obat-obatan = 3A
KLASIFIKASI DM
Diabetes Melitus tipe 1: disebabkan karena kerusakan (destruksi) sel beta pankreas, yang menjurus ke defisiensi insulin absolut, bisa dikarenakan autoimun atau idiopatik.
Dx dugaan :
- Gejala yang timbul bersifat mendadak
- Pasien tergantung insulin (insulin-dependent)
- Terutama pada anak dan dewasa muda (< 20 tahun)
- kurus mendadak
Dx definitif : Dx dugaan +
- C-peptide puasa < 0,5 ng/ ml ; 2 jam post prandial < 0,5 ng/ ml
- Pada anamnesa, bila pasien tidak menggunakan insulin lebih dari 10 hari timbul KAD
- Glutamic Acid Decarboxilase (GAD) 65 positif (+). GAD 65 adalah antibodi yang merupakan biomarker dari DM tipe 1 dan LADA (Latent autoimmune Diabetes in Adults).
Diabetes Melitus tipe 2: etiologinya bervariasi. Untuk membedakan dengan DM tipe 1, maka pada DM tipe 2 didapati tanda-tanda :
- Kriteria DM
- Diet-dependent atau OHO-dependent
- Tanpa insulin > 10 hari, tidak timbul KAD
- C-peptide puasa > 1,1 ng/ ml
Diabetes Melitus tipe lain, misalnya karena, defek genetik fungsi sel beta pankreas, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, penggunaan obat-obatan atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetik yang berkaitan dengan DM.
Diabetes Melitus Gestasional (DMG): gangguan intoleransi karbohidrat (TGT, GDPT, DM) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan.
Kriteria Diagnosa Diabetes Melitus
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan, bila ada keluhan :
- Keluhan klasik DM : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
- Keluhan lain : badan terasa lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi (pada pria), pruritus vulva (pada wanita)
- Laboratorium :
pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/ dl
(puasa → kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam)
atau
pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 g
→ ≥ 200 mg/ dl
atau
pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 200 mg/ dl dengan keluhan klasik
atau
pemeriksaan HbA1C ≥ 6,5%
Interpretasi hasil laboratorium untuk DM, prediabetes, bukan DM
HbA1c
|
Glukosa darah
puasa
|
Glukosa darah
2jam post TTGO atau sewaktu
|
|||
Plasma vena
|
Darah kapiler
|
Plasma vena
|
Darah kapiler
|
||
Diabetes
|
≥ 6,5
|
≥ 126
|
≥ 100
|
≥ 200
|
≥ 200
|
Prediabetes
|
5,7 – 6,4
|
100 – 125
|
90 – 99
|
100 – 199
|
99 – 199
|
Normal(bukan DM)
|
< 5,7
|
< 100
|
< 90
|
< 100
|
< 90
|
Untuk menegakkan diagnosa DM, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena.
Sementara untuk pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer.
Diagnosa DM tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria
Mengintepretasikan hasil pemeriksaan HbA1c harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada kondisi- kondisi tertentu, misalnya : anemia, hemoglobinopati, riwayat transfusi darah 2-3 bulan terakhir, kondisi-kondisi yang mempengaruhi umur eritrosit, dan gangguan fungsi ginjal, maka HbA1c tidak dapat dipakai sebagai alat diagnosa maupun evaluasi.
Rencana Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DM dirangkum dalam 4 pilar, yaitu :
Penatalaksanaan DM dirangkum dalam 4 pilar, yaitu :
- Edukasi
- Terapi gizi medis
- Latihan jasmani
- Intervensi farmakologis
Edukasi
Bertujuan mempromosikan perilaku hidup sehat bagi penyandang DM. Edukasi meliputi, pola makan sehat; kegiatan dan latihan jasmani yang teratur; penggunaan obat DM dan obat-obatan lain secara aman dan teratur; melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGMD); perawatan kaki secara berkala.
Terapi gizi medis
Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri
Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali per minggu selama sekitar 30-45 menit, total 150 menit per minggu.
Kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-hari bukan termasuk latihan jasmani, tetapi tetap dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari.
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
Intervensi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral (OHO) dan bentuk injeksi.
Kriteria Pengendalian DM
Kriteria pengendalian DM didasarkan pada hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, kadar HbA1c, dan profil lipid.
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali per minggu selama sekitar 30-45 menit, total 150 menit per minggu.
Kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-hari bukan termasuk latihan jasmani, tetapi tetap dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari.
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
Intervensi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral (OHO) dan bentuk injeksi.
Kriteria Pengendalian DM
Kriteria pengendalian DM didasarkan pada hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, kadar HbA1c, dan profil lipid.
Kriteria DM yang terkendali baik adalah apabila kadar glukosa darah, kadar lipid, dan HbA1c, mencapai kadar yang diharapkan, serta status gizi maupun tekanan darah sesuai target yang ditentukan.
Sasaran Pengendalian DM
Sasaran Pengendalian DM
Parameter
|
Sasaran
|
IMT
(Kg/ m²)
|
18,5
- < 23
|
Tekanan
darah sistolik (mmHg)
|
<
140
|
Tekanan
darah diastolik (mmHg)
|
<
90
|
Glukosa
darah preprandial kapiler (mg/ dl)
|
80
- 130
|
Glukosa
darah 1-2 jam PP kapiler (mg/ dl)
|
<
180
|
HbA1c
|
<
7
|
Kolesterol
LDL (mg/ dl)
|
<
100 (< 70 bila risiko kardiovaskuler sangat tinggi)
|
Kolesterol
HDL (mg/ dl)
|
Laki-laki
: > 40 ; Perempuan : > 50
|
Trigliserida
|
<
150
|
*****SALAM SEHAT, SEMOGA BERMANFAAT*****
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
BalasHapusmampir di website ternama I O N Q Q.ME
paling diminati di Indonesia,
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
~bandar poker
~bandar-Q
~domino99
~poker
~bandar66
~sakong
~aduQ
~capsa susun
~perang baccarat (new game)
segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
Whatshapp : +85515373217