PENGARUH PERUBAHAN GAYA HIDUP TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL & TRIGLISERIDA

PENGARUH PERUBAHAN GAYA HIDUP 
TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL & TRIGLISERIDA

Gaya hidup modern yang ditandai dengan penggunaan teknologi menyebabkan manusia kurang bergerak, misalnya bila dahulu manusia memerlukan sesuatu maka harus ke pasar dan berjalan keliling tetapi dengan adanya perkembangan teknologi, kebutuhan belanja dapat dikerjakan di rumah tanpa harus berjalan. Juga semakin banyaknya makanan instan membuat semakin meningkatnya kadar lipid dalam tubuh.

Dengan meningkatnya kadar lipid dalam darah menyebabkan meningkatnya risiko terjadinga Penyakit Jantung Koroner dan stroke, serta penyakit gangguan  pembuluh darah yang lain.

Sebelum membahas perubahan gaya hidup yang dapat mempengaruhi penurunan kadar kolesterol dan trigliserida, kita mengenal dahulu tentang kolesterol dan triglserida.

KOLESTEROL
Saat ini hampir semua orang mengernal kata `kolesterol` yang identik dengan makanan enak, kegemukan, dan pada orang lanjut usia, serta dapat menyebabkan penyakit yang mematikan.
Pertanyaan, apakah betul semua anggapan itu ? Untuk itu mari kita mengenalinya.

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang sebagian besar dihasilkan oleh organ hati (80%), dan sisanya (20%) didapat dari makanan. 
Kolesterol memiliki kegunaan yang sangat banyak, yaitu untuk membuat hormon sex, hormon aldosteron, hormon kortisol, membentuk dinding sel, membantu produksi vitamin D, membantu pembentukan asam empedu, membantu kerja otak dan melindungi sel-sel otak.

Bila konsumsi makanan yang mengandung kadar kolesterol yang tinggi, maka dapat mengganggu keseimbangan antara kolesterol yang di produksi oleh tubuh dan yang didapat dari makanan, hal ini akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

Macam-macam jenis kolesterol :
1. Kolesterol LDL (kolesterol Low Density Lipoprotein), dikenal sebagai kolesterol jahat. Kadar K- LDL yang tinggi dapat memicu timbulnya serangan jantung dan stroke, hal ini dikarenakan K-LDL yang tinggi dalam darah dapat menimbulkan plak dalam pembuluh darah yang disebut aterosklerosis, yang mengakibatkan lumen pembuluh darah menjadi sempit dan kaku sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. bila terjadi pda pembuluh darah di organ jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, bila terjadi di otak dapat menyebabkan stroke, bila terjadi di ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal. Karena hal inilah maka K- LDL menjadi target utama penatalaksanaan dislipidemia.

2. Kolesterol HDL (kolesterol High Density Lipoprotein), dikenal sebagai kolesterol baik. Mengapa K- HDL disebut kolesterol baik, karena dapat membuang kelebihan K- LDL dari dalam darah arteri untuk kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. K- HDL juga mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Tingginya kadar K- HDL dalam darah dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, tetapi sebaliknya kadar K- HDL yang rendah dapat meningkatkan risiko.

3. Kolestrol Total, merupakan jumlah dari K- HDL, K- LDL, dan Trigliserida, dalam setiap desiliter darah.

TRIGLISERIDA
adalah jenis lemak yang lain (selain K-LDL, K-HDL) yang terdapat di dalam darah dan ada di berbagai organ tubuh yang lain. Tinggi kadar TG dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol sehingga juga dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya serangan jantung.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kadar TG dalam darah seperti, obesitas, konsumsi alkohol, makanan-makanan manis, dan makanan berlemak.

GAYA HIDUP SEHAT UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA
1. SCREENING PROFIL LIPID, bertujuan untuk memantau kadar kolesterol dan TG terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit-penyakit kardio vaskuler dan Diabetes melitus (DM).
Pada dewasa muda (pria usia 20-45 tahun, dan wanita usia 20-55 tahun), evaluasi dilkukan tiap 5 tahun sekali.
Pada usia pertengahan dewasa (pria usia 45-65 tahun dan wanita usia 55-65 tahun), bila tidak ada tanda-tanda gangguan kardiovaskuler maka evaluasi dilakukan tiap 1-2 tahun sekali.
Pada usia > 65 tahun, evaluasi dilakukan lebih sering terutama bila didapati ada gejala penyakit kardivaskuler.

2. DIET RENDAH LEMAK
Untuk menurunkan kadar kolesterol total (TC) dan K-LDL. mengurangi diet lemak jenuh (kuning telur, jerohan, dan otak sapi), mengurangi diet lemak trans (aneka gorengan, makanan yang digoreng menggunakan minyak sawit yang digunakan berkali-kali), mengurangi diet kolesterol (makanan cepat saji, es krim), meningkatkan asupan serat (> 20-30g/ hari), mengonsumsi makanan mengandung fitosterol (gandum, kacang-kacangan, buah jeruk, pisang, apel, ceri, beet root, bawang, wortel, kembang kol),
Untuk menurunkan kadar trigliserida (TG), diet rendah karbohidrat, mengurangi asupan mono dan disakarida (makanan yang manis-manis), mengganti lemak jenuh dengan polyunsaturated fat, banyak didapat pada ikan yang berasal dari laut, misalnya tenggiri dan tuna, makanan ini mengandung lemak tak jenuh ganda dan Omega 3.
Untuk meningkatkan kadar K-HDL, mengurangi asupan minyak trans, mengurangi diet karbohidrat, meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda dan Omega 3 (ikan tenggiri, tuna).

3. AKTIVITAS FISIK
Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, karena menurut penelitian dapat menurunkan kadar K-LDL sampai 3-6 mg/dl. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti otot paha, lengan, dan pinggul, misalnya, senam, aerobik, jalan kaki, berenang, jogging, bersepeda, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, dikerjakan selama 40-60 menit setiap latihan.
Menurut penelitian, disamping menurunkan kadar K-LDL ternyata aktivitas fisik juga dapat menurunkan TG dan meningkatkan K-HDL, dan membantu pasien-pasien yang mengalami sindrom metabolik, karena juga dapat menurunkan resistensi insulin.

4. MENURUNKAN BERAT BADAN YANG BERLEBIH
Obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit, misalnya diabetes melitus, hipertensi, yang akhirnya menimbulkan penyakit jantung koroner.
Menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan pengaturan diet yang seimbang dan olahraga. Sebaiknya menurunkan berat badan harus bertahap, yaitu sekitar 10% dari berat badan dalam waktu 6 bulan.

5. BERHENTI MEROKOK
Merokok memicu timbulnya penebalan (plak) yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Hal inilah yang dapat menyebabkan perokok mimiliki kemungkinan 2-3 kali lipat terjadinya penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah perifer, dan stroke, dibandingkan orang yang tidak merokok. Merokok dapat meningkatkan K-LDL dan TG. Berhenti merokok minimal 30 hari dapat meningkatkan K-HDL.



*****SELESAI*****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPLIKASI YANG SERING TERJADI PADA DIABETES